Tujuan dari Pendidikan Islam. Menurut bahasa (etimologis) kata pendidikan dalam bahasa Arab berasal dari kata “tarbiyah”. Tarbiyah berasal dari asal kata robā– yarbū yang berarti penambahan, pertumbuhan, pemeliharaan, dan penjagaan.
Al Qur’an sering menggunakan kata lain untuk tarbiyah seperti tilawah (membaca), tazkiyah (pensucian), ta’lim (pengajaran), dan tathhir (pembersihan). Semua itu terformulasikan dalam misi risalah kenabian sebagaimana firman Allah;
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.
Untuk itu, istilah pendidikan secara terminologis diartikan oleh pakar pendidikan Islam, sebagai berikut;
“Pendidikan Islam adalah pendidikan ideal yang memiliki tujuan dan berdasarkan kepada ruh Islam yang dituangkan Alloh dalam al Qur’an dan dicontohkan oleh Rasulullah dalam haditsnya. Jadi yang diinginkan adalah pendidikan yang berada dalam lingkungan kehidupan penuh dengan suasana yang Islami hingga pertumbuhan anak-anak berada dalam suasana khusus ini.”
Pengertian tersebut mengarahkan pendidikan islam kepada satu tujuan, yaitu pembentukan karakter masyarakat yang potensial (sābiqun bi al-khairāt) dalam merealisasikan tugas dan amanat penciptaannya. katakter masyarakat sābiqun bi al-khairāt adalah sumber daya yang merefleksikan delapan karakter khusus yang dimilikinya, yaitu: (1)Memiliki rasa takut kepada Allah Ta’ala (al-khauf min Allah); (2) Memiliki kekuatan iman (quwwah al-imān); (3) Memiliki tauhid yang bersih (tajrīd al-tauhīd); (4) Mengenal urgensi waktu dan umur (ma`rifah qīmah al-awqāt wa al-a`mār); (5) Tekad yang jujur, cita-cita yang tinggi dan kemauan yang kuat. (6) Semangat kompetitif dalam setiap kebaikan; (7) Hati yang bersih (salāmah al-shadr); (8) Peniti jalan pendahulu mereka yang shalih.
Karakter masyarakat yang potensial tidak mungkin tercapai bila tidak dimulai dari keluarga yang menjadi basis pendidikan Islami. Bisa dikatakan tidak salah bila potret krisis karakter yang terjadi saat ini adalah salah satu cerminan gagalnya pendidikan di keluarga. Orangtua/keluarga adalah komunitas pertama di mana manusia sejak dini, belajar konsep baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, benar dan salah.Dengan kata lain di keluargalah seorang anak, sejak sadar lingkungan, belajar tata nilai atau moral.
Ditulis oleh : Fachri Fachrudin, S.H.I., M.E.I
Opini lainnya :