Kompleksitas permasalahan seputar karakter atau moralitas anak bangsa ini telah menjadi pemikiran sekaligus keprihatinan bersama semua komponen bangsa. Krisis karakter atau moralitas ditandai dengan meningkatnya kejahatan tindak kekerasan, penyalaahgunaan obat terlarang (narkoba), pornografi dan pornoaksi, serta seks bebas (free seks) yang sudah menjadi masalah atau patologi sosial dalam masyarakat.
Masalah ini dipertajam dengan masih kakunya pola pendidikan di Indonesia, berdaya saing lemah, serta mengadopsi faham sekulerisme pendidikan. Bisa dilihat dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 3. Dalam UU Sisdiknas tidak disebutkan bahwa yang menjadi landasan pembentukan kecakapan hidup dan karakter peserta didik adalah nilai-nilai dari aqidah islam, melainkan justru nilai-nilai dari demokrasi.
Dengan kata lain pola pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan output yang diharapkan sehingga dalam realitanya masyarakat Indonesia masih berada dalam kondisi keterpurukan, setidaknya menurut kacamata Islamic worldview, yang ditandai oleh: (1) Masih maraknya
kepercayaan-kepercayaan dan amal-amal kesyirikan; (2) Masih cukup dominannya kepercayaan-kepercayaan dan amal-amal bid`ah; (3) Kemaksiatan kolektif atau terbuka yang terbiarkan; (4) Kezaliman-kezaliman sesama yang sulit dicegah dan dihentikan. Solusi dari itu semua adalah mengembalikan seluruh konsep, komponen, dan nilai pendidikan kepada Islam. sistem pendidikan Islami yang syāmil (paripurna) dan kāmil (sempurna) merupakan keniscayaan dalam membangun peradaban Bangsa yang sesungguhnya.
Pendidikan itu sendiri adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik. Pendidik yang dimaksud tidaklah hanya terbatas kepada guru, akan tetapi orangtua memiliki kans yang besar di dalamnya. Islam menyatakan bila proses pendidikan pertama kali dimulai melalui peran orangtua. Orang tua memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa baik dari segi positif ataupun dari segi negatif. Karena bersama orang tuanyalah anak banyak menghabiskan waktunya dan bersama orang tua pula anak mendapat pelajaran. Kurangnya kontrol dan perhatian orangtua akan dasar dan tujuan pendidikan akan berdampak pada karakter atau moralitas anak di masa depan (dunia dan akhirat).
Ditulis Oleh : Fachri Fachrudin, S.H.I., M.E.I
Opini Lainnya : Tujuan dan Misi Pendidikan Islam