Bukti Perhatian Islam dalam Mendidik Anak. Allah Ta’ala memberikan anak sebagai perhiasan, buah hati dan penyejuk bagi orangtua (QS. al Kahfi [18]: 46, Al Furqan [25]: 74), sekaligus merupakan amanat besar yang harus dijaga (QS. At-Tahrīm [66]: 6). Arah pendidikan Islam mulai dibangun bukan saja sejak anak mengenal lingkungan akan tetapi sejak proses pencarian sumber dan pembentukan anak tersebut dalam kandungan. Perhatian tersebut telah dimanifestasikan dalam bentuk aturan-aturan normatif sebagai landasan tujuan pencapaian misi pendidikan Islami, diantaranya;
(1) Perhatian pra kelahiran; anjuran mencari bibit yang baik, adab-adab hubungan suami istri
(2) Perhatian masa kandungan; rukhshah shaum terhadap ibu hamil
(3) Perhatian pasca kelahiran; kabar gembira, pemberian nama yang baik, aqiqah, khitan, dll.
(4) Perhatian masa perkembangan; pembiasaan etika umum, kedisiplinan diri, penanaman nilai-nilai keislaman, dll.
Peran Orangtua
Sebagaimana yang telah disinggung di atas, bahwa karakter masyarakat yang potensial tidak mungkin tercapai bila tidak dimulai dari keluarga yang menjadi basis pendidikan Islami. Orangtua menilai strategis, terlebih setelah memahami nilai serta kontribusi Islam terhadap pendidikan anak.
Tujuan pendidikan Islam yang secara holistis mencakup aspek, pengetahuan (knowledge), emosional (felling), kasih sayang (loving), dan tindakan (acting). Juga secara konstektual terkait nilai-nilai pokok yang harus diinternalisasikan pada semua tatanan baik sekolah, komunitas, dan terlebih dalam hal ini adalah keluarga dengan demikian fitrah anak berkembang secara optimal.
Paling tidak ada lima (5) peran yang bisa diberikan oleh orangtua dalam upaya mewujudkan misi pendidikan Islami di luar sekolah; (1) menyadari betul tanggungjawab dan hak sebagai orangtua; (2) menyiapkan diri menjadi contoh yang baik; (3) buka mata buka telinga (sensitive); (4) terlibat dalam kehidupan sekolah; (5) do’a.
Ditulis oleh : Fachri Fachrudin, S.H.I., M.E.I